Siberasi.id – Gerakan kelompok tani mangga di Desa Sliyeg Lor, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu membuat desa setempat kini memiliki kawasan agrowisata Kampoeng Mangga.
Agrowisata Kampoeng Mangga kini menyedot perhatian masyarakat luas, sejak pencangan oleh Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Indramayu beberapa waktu lalu.
Meski belum sepenuhnya penataan secara optimal, namun sudah banyak masyarakat sekitar yang berkunjung ke agrowisata Kampoeng Mangga di Desa Sliyeg.
Hadirnya agrowisata tersebut tidak lepas dari peran Kuwu Sliyeg Lor, Yunani. Perempuan berusia 50 tahun itu tergolong berhasil menggugah kelompok tani mangga di desa tersebut.
Pemdes setempat mengajak para petani mangga untuk mengembangkan areal kebun mangga seluas sekitar 62 hektar di desa tersebut menjadi kawasan agrowisata.
Yunani mengatakan, gagasan untuk menyulap lokasi perkebunan mangga tersebut sebagai kawasan agrowisata bermula dari keprihatinan atas nasib para petani mangga.
Mereka belum sepenuhnya bisa menikmati dengan layak hasil budidaya mangga sejauh ini. Oleh karenanya perlu inovasi pengembangan.
“Rendahnya keuntungan bertani mangga karena banyak faktor, seperti hama, hingga harga yang tidak stabil. Sehingga pendapatan petani cenderung menurun,” kata Yunani.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Mangga Desa Sliyeg Lor, Tahudin menyebutkan, para petani mangga berkeinginan untuk mengubah nasib.
Keinginan itu memotivasi mereka untuk mengembangkan areal perkebunan mangga menjadi agrowisata Kampoeng Mangga.
“Mimpi para petani mangga di sini ingin profesi bertani menjadi lebih baik, sekaligus menjadi profesi terhormat,” ungkap Yahudin.
“Kami juga ingin mengembalikan nama besar Indramayu sebagai Kota Mangga,” tambahnya.
Para petani mangga juga berharap, dengan dibukanya kawasan agrowisata, potensi desa yang saat ini belum tergali maksimal, kelak akan tumbuh geliat ekonomi. Sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. (jri)