Siberasi.id – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) sebagai tempat pembinaan kemandirian narapidana tentu perlu mempertimbangkan sejauh mana program pelatihan dan produksi sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada umumnya.
Sehingga keberlanjutan program kemandirian di Lapas dapat berjalan dengan baik.
Salah satunya konveksi, ini salah satu proses bisnis yang menjanjikan dan berpotensi untuk menjadi program yang berkesinambungan dalam konteks pembinaan kemandirian dan pelatihan kerja (life skill) bagi narapidana.
Dalam kegiatan konveksi ini yang merupakan pengolahan bahan mentah menjadi bahan jadi atau biasa disebut dengan kegiatan manufaktur.
Lapas Kelas I Cirebon merupakan salah satu Lapas yang menggeluti bidang konveksi dari mulai pemotongan bahan, pembuatan pola bahan, sablon, penjahitan, sampai proses finishing (quality control) hingga proses packaging rapih dan siap diantar kepada customer.
Kegiatan manufaktur usaha konveksi Lapas Cirebon berfokus pada pembuatan baju harian warga binaan berdasarkan pesanan resmi melalui E-Katalog sektoral pemerintah (Kemenkumham) Lapas dan Rutan Wilayah Jawa Barat.
Kini, Lapas Cirebon sudah bertransformasi menggunakan dan ikut serta dalam proses E-Katalog Sektoral Kemenkumham untuk Baju Harian Narapidana.
Usaha manufaktur itu sendiri merupakan proses bisnis konveksi tentunya dalam menjalankan usahanya membutuhkan proses administrasi dan perencanaan yang baik sebagaimana layaknya industri manufaktur pada unit usaha di masyarakat pada umumnya.
Mengambil peluang diatas, Rian Permana, salah satu pegawai Lapas Cirebon dalam kesempatan Pelatihan Kepemimpinan Pengawas mengetengahkan isu proses perencanaan dan administrasi dalam usaha manufaktur guna mewujudkan data yang baik dan dapat mendukung proses bisnis ke depannya.
“Aplikasi dari isu tersebut diwujudkan dalam aksi perubahan SI CAIR yakni Digitalisasi Proses Perencanaan dan administrasi Usaha Manufaktur,” ujar Rian selaku Project Leader, Senin (11/12).
Rian menjelaskan, SI CAIR merupakan proses penghitungan dan sistem proses input data bahan mentah yang dalam prosesnya nanti akan terwujud data bahan jadi yang siap untuk dikirim dan digunakan pemesan dan dalam proses perencanaan dan administrasi tersebut, input data dilakukan melalui Google Spreadsheet dengan rumus-rumus yang dibuat berhubungan dengan kebutuhan proses bisnis usaha manufaktur itu sendiri.
“Usaha manufaktur membutuhkan proses pencatatan yang baik sehingga mewujudkan data yang valid guna menjadi dasar dalam pengembangan bisnis kedepannya” terangnya.
Sementara itu, Kalapas Kelas I Cirebon, Yan Rusmanto menyampaikan sistem ini sangat baik dan aplikatif, harus digunakan dalam proses bisnis usaha manufaktur di Lapas Cirebon.
“Saya rasa sistem ini aplikatif untuk pengembangan bisnis usaha manufaktur di kami ya (Lapas Cirebon),” pungkasnya. (red)