Siberasi.id – Ratusan pengemudi ojek online (ojol) dari berbagai aplikasi seperti Grab, Gojek, Maxim, dan Shopee melakukan aksi damai di depan Balai Kota Cirebon, Selasa (15/4/2025). Aksi ini merupakan bagian dari gerakan nasional yang menuntut peningkatan kesejahteraan driver ojol di seluruh Indonesia.
Sebelum bergerak ke balai kota, massa ojol terlebih dahulu berkumpul di depan CSB Mall dan kantor aplikator di kawasan Ruko CSB.
Koordinator aksi, Tryas Mohammad Purnawarman menyampaikan, tuntutan utama mereka adalah pengurangan potongan dari aplikator, dari saat ini sebesar 20 persen menjadi 10 persen.
“Aplikator hanya menyediakan platform, sementara semua biaya operasional seperti bahan bakar, perawatan, dan risiko di jalan ditanggung sepenuhnya oleh driver,” tegas Tryas.
Ia menilai potongan sebesar 20 persen sangat memberatkan, terlebih dalam kondisi ekonomi yang sulit. Tryas juga mengecam layanan ‘Grab Bike Hemat’ yang dinilainya telah melanggar batas tarif minimum sesuai Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub), yaitu Rp8.000.
“Ini adalah bentuk akal-akalan perusahaan untuk menghindari tanggung jawab terhadap regulasi pemerintah,” ujarnya.
Dalam orasinya, massa aksi juga mendesak agar setiap kebijakan baru dari aplikator harus difilter oleh pemerintah daerah terlebih dahulu, agar tidak merugikan mitra driver.
“Kebijakan aplikator seharusnya dibahas di tingkat provinsi dulu, lalu disosialisasikan ke daerah. Bukan asal main terapkan saja,” kata Tryas.
Sayangnya, aksi tersebut tidak ditemui walikota Cirebon maupun anggota DPRD Kota Cirebon. Massa hanya ditemui oleh Kepala Dinas Perhubungan serta perwakilan dari Asisten Daerah Bidang Perekonomian dan Pembangunan. Hal tersebut memicu kekecewaan dari para pengunjuk rasa.
“Kami kecewa berat. Tidak satu pun pejabat utama menunjukkan empati atau mau berdialog langsung. Padahal kami memperjuangkan hak dan kesejahteraan,” pungkas Tryas.
Karena belum mendapat respons memuaskan, driver ojol berencana menggelar aksi lanjutan dengan massa yang lebih besar pada pekan depan.