Siberasi.id – Ngabuburit adalah tradisi yang banyak dilakukan masyarakat saat bulan Ramadan untuk menunggu waktu berbuka puasa. Namun, beberapa warga masih memilih lokasi ngabuburit yang berbahaya, seperti di sekitar jalur rel kereta api.
Di wilayah KAI Daop 3 Cirebon, masih ditemukan warga ngabuburit di sekitar rel, seperti di kawasan Truwag Desa Gamel Kecamatan Tengahtani, Cangkring di Kecamatan Plered, Stasiun Babakan, Stasiun Tanjung dan beberapa titik lainnya.
Menanggapi hal ini, KAI Daop 3 Cirebon kembali menegaskan larangan beraktivitas di dekat rel kereta api, karena sangat membahayakan keselamatan masyarakat dan perjalanan kereta api.
Manager Humas KAI Daop 3 Cirebon, Muhibbuddin mengingatkan, berada di jalur rel bukan hanya berbahaya, tetapi juga melanggar hukum.
“Kami mengimbau masyarakat untuk tidak ngabuburit atau melakukan aktivitas apa pun di sekitar rel dan pelintasan kereta api. Selain berisiko kecelakaan fatal, ini juga melanggar aturan dan dapat mengganggu perjalanan kereta api,” ujar Muhibbuddin.
Larangan tersebut, lanjut Muhibbudin, diatur dalam Pasal 181 Ayat 1 Undang-undang Nomor 23/2007 tentang Perkeretaapian, yang menyebutkan setiap orang dilarang berada di ruang manfaat jalur kereta api atau menggunakannya untuk kepentingan lain selain angkutan kereta api.
“Jika melanggar, masyarakat bisa dikenakan sanksi pidana berupa kurungan penjara hingga 3 bulan atau denda maksimal Rp15 juta,” tuturnya.
Untuk mengantisipasi potensi bahaya, KAI Daop 3 Cirebon menerjunkan personel Polsuska untuk berpatroli di titik-titik rawan tempat warga ngabuburit.
Selain itu, patroli juga bertujuan mencegah tindakan berbahaya lainnya, seperti menaruh benda asing di rel, contohnya batu, paku dan semacamnya yang dapat merusak prasarana hingga menyebabkan kecelakaan. Kemudian mengantisipasi tindakan vandalisme dan pelemparan batu yang bisa merusak sarana kereta api.
KAI Daop 3 Cirebon juga menggandeng stakeholder dan Komunitas Pecinta Kereta Api untuk menyosialisasikan larangan ini kepada masyarakat.
“Kami berharap masyarakat ikut berperan dalam menjaga keselamatan bersama. Jika melihat ada yang bermain atau beraktivitas di jalur kereta, jangan ragu untuk memberikan teguran atau pengertian,” tambah Muhibbuddin.
Muhibbudin menilai, daripada ngabuburit di rel kereta, warga disarankan melakukan aktivitas yang lebih aman dan positif, seperti berburu takjil di pusat UMKM sekitar, membaca Al-Qur’an atau buku bermanfaat, mengikuti kajian agama di masjid, menghabiskan waktu bersama keluarga.
“Dengan memilih tempat ngabuburit yang lebih aman, masyarakat bisa tetap menikmati suasana Ramadan tanpa harus membahayakan diri sendiri atau orang lain,” katanya.