Siberasi.id – Batik Samida Cirebon pamerkan hasil karya kolaborasi dengan designer muda Kota Cirebon, Nadhiva Varishafiulla Damita. Kolaborasi dengan designer berusia 15 tahun itu menghasilkan karya fashion yang apik, khususnya untuk kalangan Gen Z.
Karya fashion hasil kolaborasi tersebut, ditampilkan melalui fashion show dalam agenda Panggung Kolaborasi Merayakan 10 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP) 2024, dengan tema ‘Gerak Bersama Memimpin Perdamaian untuk Keadilan Semesta’, Rabu (11/12/2024), di Gedung Negara Kota Cirebon.
Owner Batik Samida Cirebon, Luthfiyah Handayani mengatakan, desain yang aplikasikan mengikuti gaya anak muda atau Gen Z, termasuk talent yang ditampilkan pun anak muda.
“Batik yang ditampilkan seluruhnya batik tulis. Kombinasi wastra dan style anak muda memberikan kesan menarik, tetapi tetap pada estetika yang pas dan tidak mengurangi identitas batik,” terangnya.
Luthfiyah juga menjelaskan, hampir semua motif batik disukai oleh semua kalangan, namun apabila ditampilkan secara utuh, terkadang pengguna memiliki kesan lebih tua dari usianya.
“Makanya yang kita lakukan adalah mengolah desain bajunya. Misalnya dibuat motif abstrak, namun identitas batik Cirebon juga kita kuatkan, baik batik wadasan, mega mendung maupun lainnya. Contohnya batik berkombinasi dengan kain polos dan semacamnya,” ungkapnya.
“Dengan kombinasi demikian, akan terkesan lebih fresh dan lebih muda, dan mode seperti itu banyak disukai oleh kalangan anak muda,” imbuh Luthfiyah.
Selama ini, lanjut Luthfiyah, Batik Samida lebih sering menerima pre order (PO) karena lebih eksklusif dan model baju tidak pasaran. Namun untuk agenda Panggung Kolaborasi ini, menampilkan 15 desain baju dengan karakter formal, semi formal dan nonformal.
“Desain baju yang diaplikasikan ini, biasa diguanakan gala dinner atau situasi santai bagi anak muda, sehingga lebih fleksibel. Karena kuncinya, batik bisa dipakai dalam kondisi apapun, karena yang terpenting adalah kombinasinya, baik untuk outer atau casual,” ucapnya.
Masih kata Luthfiyah, tren untuk 2025 ini lebih mengarah ke warna bumi, misalnya abu tua dan abu muda, coklat tua dan coklat muda hingga warna pastel.
“Tetapi Batik Samida tetap mengedepankan Batik Cirebon sebagai identitas pesisir, missal motif mega mendung sebagai warna tajam dan berkombinasi dengan warna lebih muda,” terangnya.
Sementara itu, Fashion Desinger muda, Nadhiva Varishafiulla Damita, yang memiliki track record yang cukup mentereng diusia mudanya, tidak ingin melewatkan momentum panggung kolaborasi ini.
Usia Nadhiva saat ini masih 15 tahun dan masih duduk di kelas 10 SMA Negeri 2 Kota Cirebon ini, memiliki lebih 80 desain baju bahkan pernah pamerkan karyanya di Malang Fashion Week (2023), Jogja Fashion Parade (2024), Cirebon Festival (2024) dan event lainnya.
Pada Panggung Kolaborasi ini, Nadhiva mengaku, terinspirasi gaun malam dengan inovasi lebih fungky dan stayle gen z, sehingga bisa digunakan oleh kalangan anak muda dalam kegiatan apapun.
“Mayoritas desain yang dibuat tipikal anak muda, dengan ciri warna terang dan unik. Dari pada model kemeja biasa yang terkesan kurang disukai, sehingga perlu dipadukan dengan kain motif polos dan lainnya,” jelasnya.
“Karakter anak muda terutama untuk laki-laki cukup sulit dibanding perempuan yang lebih variatif. Bagi laki-laki tidak perlu banyak motif agar terkesan tidak over,” Imbuhnya.
Ia juga berharap, jalan sebagai fashion designer bisa membawa nama Cirebon dan batik lebih dikenal hingga ke internasional. “Saya bertekad memajukan nama Cirebon hingga internasional, khususnya untuk karya fashion jenis wastra,” katanya.