CIREBON – Enam rumah di RT 2 RW 1 Desa Ciwaringin, Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon rusak parah akibat pergerakan tanah, Sabtu (5/3/2022) sore.
Aparat desa setempat langsung mengevakuasi tujuh keluarga yang menghuni keenam rumah tersebut ke tempat yang lebih aman. Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.
Pergerakan tanah di desa tersebut bukan baru pertama kali. Melainkan hampir setiap tahun terjadi. Terlebih jika musim hujan. Namun tahun ini merupakan yang terparah dibanding sebelumnya.
Kepala Desa atau Kuwu Ciwaringin, Wawan Gunawan menyebutkan, kerugian akibat kerusakan enam rumah yang dipicu pergerakan tanah kali ini diperkirakan mencapai Rp600 juta.
“Terkait ini (pergerakan tanah, red) sebenarnya sudah sering sekali terjadi. Kalau hujan itu air dari atas (hulu, red) turun, banjir terjadi dan longsor (pergerakan tanah, red),” kata Wawan, Senin (7/3/2022).
Sebelum menjabat, Wawan mengakui pernah melaporkan serta mengsusulkan kepada kuwu sebelumnya untuk tindakan antisipasi. Namun belum realisasi.
Wawan menambahkan, rumah dari ketujuh keluarga yang terdampak pergerakan tanah rencananya akan direlokasi. Jika tidak, dikhawatirkan kejadian serupa akan terulang.
Pergerakan tanah terjadi di areal tak jauh dari bantaran Sungai Ciwaringin. Di bibir sungai tersebut kerap terjadi longsoran kecil. “Tanah pekarangan warga terkikis terus,” kata warga setempat, Didi.
Ia berharap ada solusi konkret dari Pemerintah Kabupaten Cirebon maupun otoritas terkait lainnya. “Karena warga di sini was-was kalau musim hujan seperti sekarang ini,” katanya. (sar)