CIREBON – Desakan untuk mengembalikan kepemilikan PS Gunung Jati (PSGJ) kepada Pemerintah Kabupaten Cirebon kembali mencuat. Seiring gagalnya klub sepak bola kebanggaan Kabupaten Cirebon itu dalam mengarungi Liga 3 Serie 1 Jawa Barat.
Hal itu seperti dikemukakan salah satu tokoh sepakbola Kabupaten Cirebon, Sutardji Rahardja dalam keterangannya, Rabu (15/12/2021). “Saat ini PSGJ bukan milik Pemerintah Kabupaten Cirebon, tapi statusnya adalah milik pribadi. Dalam hal ini pemiliknya adalah H Suhud,” kata Sutardi.
Pria yang juga mantan pemilik Cirebon FC ini menilai, kegagalan PSGJ di kancah Liga 3 Serie 1 diantaranya disebabkan tata kelola klub yang tidak optimal oleh pemiliknya. Sehingga berdampak pada kualitas permainan para pemain di lapangan.
“Masyarakat biar tahu, kalau saat ini PSGJ bukan milik Pemkab Cirebon, tapi milik pribadi, karena tidak mampu di masalah pendanaan. Sehingga tidak mampu membuat manajemen yang baik,” ujarnya.
Menurutnya, akan lebih baik jika Suhud mengembalikan kepemilikan PSGJ kepada Pemkab Cirebon, dan masyarakat sepakbola juga akan segera melakukan komunikasi dengan pemkab mengenai masa depan PSGJ.
“Dalam waktu ini kami akan segera berkomunikasi dengan pemkab, mau kemana arah sepakbola Kabupaten Cirebon? Apakah tetap mempertahankan nama PSGJ atau membuat klub baru yang memang dimiliki oleh Pemda Kabupaten Cirebon,” katanya.
Selain itu, Sutardi juga memaparkan proses alihstatus kepemilikan PSGJ sehingga jadi milik pribadi perorangan, yakni disebabkan adanya aturan dari PSSI agar seluruh klub mempunyai badan hukum, maka tanpa sepengetahuan masyarakat sepakbola Kabupaten Cirebon, Suhud berinisiatif untuk membuat akta pendirian.
“Pada saat pembuatan akta pendirian itu, Suhud mengklaim kalau PSGJ adalah miliknya,” kata Sutardi. (jri/rls)