CIREBON – Uji kompetensi bagi sembilan pejabat eselon II di lingkungan Pemkot Cirebon menjadi bagian dari strategi untuk melakukan percepatan realisasi program terkait visi-misi Kota Cirebon.
Hal itu disampaikan Walikota Cirebon, Nashrudin Azis usai melakukan wawancara langsung dengan para peserta uji kompetensi di salah satu hotel di Kota Cirebon, Senin (20/12/2021).
“Pemerintahan Azis-Eti (Herawati) ini tinggal dua tahun lagi. Saya berharap, melalui uji kompetensi ini bisa mewujudkan percepatan pencapaian program sesuai visi dan misi. Artinya, kepala dinasnya harus pas dengan karakter dinasnya masing-masing,” ungkap Azis.
Dikatakan Azis, wawancara yang dilakukannya dengan para peserta uji kompetensi dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran lebih komprehensif mengenai kemampuan dan potensi mereka.
“Pertemuan saya hari ini sebagai pembanding. Mereka setelah menjalani uji kompetensi dengan asessor dan pansel, saya juga ingin mendengar langsung, apa harapan dari para peserta uji kompetensi. Nanti akan saya kombinasikan dengan hasil asessor dan pansel,” tuturnya.
Selain memiliki gambaran secara langsung dari sembilan pejabat eselon II yang diuji kompetensi, Azis juga akan mendapatkan hasil penilaian dari asessor dan pansel.
“Saya nanti akan mendapatkan laporan dari asessor dan pansel, gambaran dari setiap peserta uji kompetensi. Apakah orang tersebut memang masih sangat berpotensi dipertahankan di jabatan sekarang atau memiliki kesempatan bisa berkembang di dinas yang lain,” kata dia.
Dengan begitu, Azis akan lebih memiliki pertimbangan kuat untuk mengambil keputusan terkait penempatan pejabat eselon II tersebut.
“Sehingga kesimpulan yang saya buat untuk menentukan langkah berikutnya punya dasar kuat, yaitu penilaian dari asessor, pansel, dan pribadi pesertanya,” katanya.
Menurut Azis, selama ini ada pejabat eselon II yang mengeluh pada jabatannya, sedangkan pejabat tersebut memiliki kompetensi yang tepat degan jabatannya. Bahkan terbukti berprestasi. Tapi ada pula yang sebaliknya, seorang pejabat eselon II selalu ingin bertahan di jabatan saat ini, sementara kurang optimal.
“Bagaimana agar uji kompetensi ini berdampak pada peningkatan kinerja. Masalahnya, sering ada yang mengeluh dengan jabatan yang sekarang, padahal dia memiliki kemampuan di jabatan tersebut dan berhasil. Tapi ada juga sebaliknya. Ingin bertahan di satu jabatan, tapi hasilnya tidak maksimal,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris DPRD Kota Cirebon, Agus Sukmanjaya mengapresiasi wawancara langsung yang dilakukan walikota. Menurutnya, hal itu wajar dan patut dilakukan. Mengingat, walikota sebagai pejabat pembina kepegawaian.
“Secara normatifnya ada uji kompetensi melalui asessor dan pansel. Tapi beliau (walikota, red) harus tahu secara langsung. Dan tadi saya ditanyakan mengenai strategi untuk percepatan pencapaian program sesuai visi dan misi,” kata Agus dan diamini Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (DKIS), Ma’ruf Nuryasa, usai uji kompetensi.
Kesembilan pejabat eselon II yang diikutkan dalam uji kompetensi yakni:
1. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Syaroni
2. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kadini
3. Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (DKIS) Ma’ruf Nuryasa
4. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Andi Armawan
5. Kepala Dinas Kesehatan dr Edy Sugiarto
6. Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Adam Nuridin
7. Kepala Dinas Pendidikan Irawan Wahyono
8. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sosroharsono S
9. Sekretaris DPRD Agus Sukmanjaya. (jri)