CIREBON – Nama H Zaenal Muttaqin (HZM) kembali jadi pergunjingan di panggung politik Kota Cirebon. Politisi Partai Gerindra yang sudah mendeklarasikan akan mencalonkan diri jadi walikota Cirebon pada Pilwalkot 2024 mendatang, tiba-tiba mengambil langkah mengejutkan.
Ia loncat ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Bahkan ikut dalam perebutan kursi ketua DPC PPP Kota Cirebon. Prosesnya tak lama setelah sang istri, Affiati melakukan perlawanan terhadap Partai Gerindra karena menggantinya dari jabatan ketua DPRD Kota Cirebon.
Tidak heran, sejumlah pihak menilai tiki-taka politik ala HZM dengan meninggalkan Partai Gerindra dan loncat ke PPP sebagai bentuk kekecewaan terhadap Partai Gerindra yang melengserkan istrinya dari kursi ketua DPRD secara tiba-tiba.
Klaim Diminta Wagub Uu
HZM membeberkan, mulanya ia diminta oleh Wakil Gubernur Jawa Barat sekaligus Politisi PPP Uu Ruzhanul Ulum untuk memimpin DPC PPP Kota Cirebon. Setelah itu, diklaim HZM, Uu mengutus orang untuk melakukan pembicaraan lanjutan dengannya.
“Saya diminta oleh wagub. Saya bertemu Pak Uu (saat kunjungan di Kota Cirebon), kemudian beliau meminta saya untuk memegang PPP Kota Cirebon. Lalu beliau mungkin menghubungi struktur di DPW PPP dan DPP PPP. Lalu beliau mengutus orang,” ungkap HZM, Senin (1/11/2021).
Diakui HZM, Ketua DPC PPP Kota Cirebon sebelumnya, Kusnadi Nuried, juga datang kepadanya diutus oleh Sekretaris DPW PPP Jabar Pepep Saeful Hidayat. Wagub Uu sendiri mengutus salah satu orang kepercayaannya dan politisi PPP dari Kota Cirebon Basirun.
“Jadi bukan saya mendaftarkan atau mencalonkan. Beliau bilang, kalau saya siap jadi ketua DPC, beliau siap mendukung. Semua (para utusan, red) datang ke saya untuk meminta,” kata dia.
Tidak Tahu Ada Dewa vs Doddy
HZM menilai permintaan Wagub Uu adalah hal serius. Dibuktikan setelahnya datang beberapa utusan kepadanya. Sehingga HZM memutuskan untuk menerima permintaan tersebut. Ia kira akan mulus jalannya. Tapi ternyata ada dua kader PPP yang duduk di DPRD Kota Cirebon, dr Doddy Ariyanto dan Tunggal Dewananto (Dewa) tengah bersaing.
“Saya diminta begitu, berarti tandanya serius. Jadi ya sudahlah. Saya sendiri tidak tahu di internal PPP ada dr Doddy dan Dewa mau maju, saya tidak paham. Awalnya saya pikir, saya diminta itu clear. Tapi ternyata dr Doddy mencalonkan, Dewa juga mencalonkan,” tuturnya.
Kini HZM tahu. Ia berada di tengah kompetisi dua kader ‘kakbah’ yang jauh lebih dulu darinya berada di PPP. Makanya HZM akan bersikap realistis, tidak akan mati-matian merebut kursi ketua DPC PPP Kota Cirebon.
“Tapi sekarang sudah hangat begini, saya kembalikan ke DPP. Kalau yang jadinya dr Doddy alhamdulillah, ketika yang jadinya Dewa ya alhamdulillah. Ketika saya tidak jadi juga alhamdulillah,” kata HZM.
Bagaimana dengan Gerindra?
HZM mengaku sudah membuat surat pengunduran diri untuk Partai Gerindra. Tapi belum sempat disampaikan. Sebelum memutuskan ikut berproses di PPP, dia juga sudah menyampaikan hal itu kepada Ketua DPC Partai Gerindra Kota Cirebon Eman Sulaiman.
Ia membenarkan telah memiliki kartu tanda anggota (KTA) PPP. “Belum lama ini, bulan Oktober, yang menerbitkan DPP PPP,” ucapnya. Dengan begitu, statusnya sebagai kader Partai Gerindra telah gugur.
Lantas, apakah tiki-taka politiknya merupakan wujud kekecewaan kepada Partai Gerindra? HZM menepis. Menurutnya, pelengseran Affiati dari kursi ketua DPRD merupakan hak Partai Gerindra. Langkahnya diyakini tak akan berpengaruh terhadap karir politik sang istri di Partai Gerindra.
“Saya yakin baik-baik saja. Saya tidak kecewa terhadap Partai Gerindra. Itu hak partai,” katanya.
Rapat Formatur Deadlock
Seperti diketahui, berada di DPW PPP Jawa Barat pada Kamis (29/10/2021) malam, ketika lima orang formatur akan musyawarah untuk menentukan komposisi ketua dan struktur pengurus DPC PPP Kota Cirebon.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, tiga dari lima unsur formatur hasil Muscab PPP Kota Cirebon diminta mengusulkan 7 nama calon pengurus DPC PPP. Ketiganya yakni unsur demisioner ketua DPC PPP Kota Cirebon dan dua orang dari unsur PAC PPP di Kota Cirebon.
Secara mengejutkan, demisioner Ketua DPC PPP Kusnadi Nuried mengusulkan HZM sebagai calon ketua DPC PPP. Anita Handayani (anggota Fraksi PPP DPRD Kota Cirebon) diplot jadi sekretaris, dan Nani Hartati sebagai bendaharanya.
Sedangkan formatur dari unsur PAC masing-masing mengusulkan dr Doddy Ariyanto dan Tunggal Dewananto (Dewa) sebagai ketua DPC PPP. Rapat tersebut akhirnya deadlock. Ketiga kandidat diminta musyawarah. Jika tetap buntu, maka DPP PPP yang akan memutuskan. (jri)