Siberasi.id – Festival Kuliner Jalur Rempah (FKJR) Sarumban tahun 2024 resmi dibuka. Kegiatan ini merupakan rangkaian Hari Jadi Cirebon ke-597, Jumat (12/7/2024), di Waterland Pesona Laut Kota Cirebon.
Kegiatan ini menyajikan berbagai jenis makanan khas, baik Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan. Kemudian ada jenis makanan khas dari etnis India, Arab dan Tionghoa serta kuliner khas dari keraton-keraton di Cirebon.
Selama kegiatan berlangsung, dimeriahkan berbagai tarian tradisional Cirebon. Pengenalan Kamus Bahasa Cirebon-Arab-Indonesia, hingga demo masak kuliner khas Cirebon, Kue Tapel.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cirebon, Agus Sukmanjaya SSos menjelaskan, kegiatan ini buah dari kolaborasi berbagai stakeholder, mulai dari Kemendikbud, Kemenparekraf, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, perguruan tinggi, hingga komunitas.
“Banyak jenis kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi stakeholder dan komunitas, serta didukung sponsor dari berbagai perusahaan swasta dan BUMN hingga 70 tenan terisi,” jelasnya.
Agus juga mengatakan, kegiatan ini sekaligus memaknai perjalanan sejarah Cirebon pada abad ke-15. Memiliki pelabuhan sebagai jalur perdagangan, penyebaran agama di tanah jawa, khususnya Jawa Barat.
“Pelabuhan Cirebon menjadi pintu lalu lintas berbagai kegiatan. Baik perdagangan maupun penyebaran agama di tanah jawa. Sehingga Cirebon menjadi nama besar pada abad ke-15 saat itu, karena ada konektivitas budaya,” terangnya.
Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbudristek RI, Irini Dewi Wanti SS MSP mengatakan, jalur rempah merupakan istilah yang digunakan untuk jalur perdagangan yang lalu, karena komoditas yang dibawa adalah rempah-rempah.
“Kemudian semakin berkembang, tidak hanya perdagangan. Terjadi asimilasi pengetahuan, kebudayaan, pertukaran pemikiran dalam aktivitas pelayaran itu hingga membentuk Indonesia,” terangnya.
Irini juga mengatakan, jalur rempah termasuk pilar utama kesejahteraan, kebudayaan hingga kesusastraan dan kebudayaan. “Jalur rempah pilar utama, kesejahteraan, budaya, kesusastraan atau manuskrip. Ini bagian penting,” tuturnya.
Sudah digagas sejak 2020, kata Irini, hingga saat ini program jalur rempah masuk sebagai program prioritas di tahun mendatang, sehingga bisa terhubung dengan seluruh pemerintah daerah.
“Kami menyusun satu narasi, untuk mengikat simpul melalui berbagai kegiatan di pemda. Sehingga dengan adanya Festival Kuliner Jalur Rempah Sarumban ini, satu implementasi narasi tersebut. Semoga bergulir terus di daerah-daerah,” paparnya.
Masih dikatakan Irini, Kota Cirebon memasuki usia 597 tahun dan itu sangat luar biasa. Terlebih Cirebon termasuk bagian penting jalur rempah Indonesia. Bukan hanya penerapan program, tetapi memang sejarah Cirebon sangat luar biasa.
“Dari sisi kuliner, sangat erat hasanah kuliner nusantara yang erat dengan Cirebon. Semoga ke depan bisa mendorong kemandirian dan kesejahteraan dan pengembangan jalur rempah sebagai bagian lokalitas,” ucapnya.
Membuka kegiatan, Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon, Arief Kurniawan ST mengucapkan terima kasih, kepada seluruh elemen yang sudah mendukung kegiatan ini.
Ia juga mengatakan, pada paruh pertama abad ke-16 menjadi simpul keramaian perdagangan yang strategis dengan berbagai kapal besar.
“Dari sini, kita dapat melihat bahwa Cirebon, sejak dulu, sudah menjadi salah satu bandar niaga internasional yang menyalurkan komoditas rempah-rempah dari pedalaman Jawa Barat ke Eropa melalui Malaka,” ujarnya.
Pj Sekda berharap festival ini dapat menjadi ajang kreatif dan produktif dalam memperkenalkan sejarah kejayaan Cirebon pada masa lalu, kejayaan ekonomi, kejayaan kebudayaan, dan kejayaan kuliner.
“Cirebon punya khasanah budaya yang kaya dan unik, itu yang menjadi valuenya. Multikulturalisme juga beragam dan hidup berdampingan. Kita ingin menonjolkan potensi itu dan bisa disampaikan ke masyarakat,” tuturnya.
Selama kegiatan, Disbudpar Kota Cirebon juga bekerja sama dengan komunitas fotografi Cirebon untuk lomba fotografi hingga TikTok. Dengan harapan bisa mempublikasikan kegiatan.
Masyarakat yang datang ke lokasi, tidak dipungut biaya. Sehingga Disbudpar Kota Cirebon mengajak semua elemen masyarakat untuk ikut serta meramaikan.
Kegiatan ini akan berlangsung selama tiga hari, yakni 12-15 Juli 2024. Setiap hari diisi beragam kegiatan, seperti workshop kopi, batik lem dan konvensional, lomba mewarnai dan menggambar untuk anak-anak serta kegiatan lainnya.