Siberasi.id – Ratusan warga memadati Lapangan Kebon Pelok, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, sejak pagi untuk mendapatkan bahan pokok dengan harga lebih terjangkau dalam Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digelar pada Kamis (30/1/2025).
Kegiatan ini merupakan langkah strategis Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk menekan inflasi dan membantu masyarakat memenuhi kebutuhan pokok dengan harga lebih murah. Sejumlah bahan pokok seperti beras, minyak goreng, telur, dan sayuran dijual dengan harga di bawah pasaran.
“Saya datang sejak jam 7 pagi setelah mendengar dari tetangga ada pasar murah. Alhamdulillah, bisa dapat beras, telur, dan minyak goreng lebih murah,” ujar Nani (53), warga Perumahan Permata Harjamukti.
Tak butuh waktu lama, beberapa komoditas langsung ludes terjual, terutama beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), minyak goreng, dan telur yang menjadi buruan utama warga.
Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon, Dr H Iing Daiman SIP MSi mengatakan, intervensi pasar seperti ini sangat diperlukan untuk meredam lonjakan harga, terutama pada cabai rawit dan cabai merah, yang belakangan mengalami kenaikan signifikan.
“Pasar murah ini menjadi salah satu cara kami membantu masyarakat mendapatkan bahan pokok dengan harga lebih terjangkau, sekaligus menjaga stabilitas harga di pasaran,” ujar Iing.
Selain menjual bahan pokok, kata Iing, Pemkot Cirebon juga mendistribusikan 30 paket ikan kepada ibu hamil dan menyusui sebagai bagian dari program pengendalian stunting. Bantuan ini berasal dari donasi seorang pengusaha kapal di Cirebon.
“Kami mengapresiasi kepedulian pengusaha yang turut membantu masyarakat, terutama di Kelurahan Kalijaga,” ungkap Iing.
Yang menarik, lanjut Iing, dalam acara ini juga hadir Kampung Pangan Lestari dan Hijau (KPLH), yang menjual hasil pertanian hidroponik dan budidaya ikan dari warga setempat.
“Di sini ada ibu-ibu RW yang menjual hasil pertanian mereka, seperti sayuran hidroponik dan ikan dari kolam yang mereka kembangkan. Ini menjadi bukti bahwa ketahanan pangan bisa dibangun dari skala komunitas,” pungkasnya.