Siberasi.id – Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Cirebon memeriksan sejumlah daging hewan kurban, baik sapi maupun kambing, Senin (17/6/2024), di Masjid Raya At Taqwa Kota Cirebon.
Pemeriksaan daging tersebut, bertujuan untuk mengetahui kualitas daging kurban. Apabila ditemukan terdapat cacing putih atau bekas penyakit, agar tidak dibagikan kepada masyarakat.
“Bagian yang diperiks, biasanya bagian jeroan, seperti hati, jantung hingga paru. Layak atau tidak dikonsumsi. Kalau ada cacing putih atau bekas penyakit, jangan dibagikan, tapi dibuang dengan cara dikubur,”ujar Kepala DKPPP Kota Cirebon, Elmi Masruroh.
Pada pemeriksaan daging kurban ini, kata Elmi, DKPPP Kota Cirebon ada lima tim yang tersebar di lima kecamatan Kota Cirebon. Satu tim terdiri dari 6-8 orang. “Ada lima tim untuk lima kecamatan. Mereka akan keliling memeriksa daging kurban layak atau tidak dikonsumsi,” tuturnya.
Salah satu Dokter Hewan Pemeriksa dari DKPPP Kota Cirebon, dr Fifin menjelaskan, bagian organ paling banyak terinfeksi adalah hati. Kalau memang ada cacing, pisahkan bagian yang terkena cacing. Apabila bagian lain masih bagus, boleh dikonsumsi.
“Paling banyak itu cacing hati. Bagian jantung dan paru jarang mengalami kelainan, meski bisa saja ada perubahan warna karena terpapar penyakit LSD. Karena beberapa bulan lalu ramai,” terangnya.
Selain itu, kata dr Fifin, dampak apabila bagian organ tubuh yang terdapat cacing atau terinfeksi penyakit, bisa mengakibatkan komplikasi pada tubuh. “Sebab itu sebaikanya dibuang dengan cara dikubur, apabila ada yang terinfeksi atau ada cacing pita,” tegasnya.
Masih dikatakan dr Fifin, masyarakat juga hendaknya tidak membungkus daging bercampur dengan jeroan. Karena akan mengurangi kualitas daging untuk dikonsumsi.
“Jeroan dan daging harus dipisah saat dibungkus, karena jeroan mudah rusak. Kalau digabung bisa mempengaruhi kualitas daging. Jangan sampai daging terkontasminasi jeroan,” tuturnya.
Kemudian, lanjut dr Fifin, bungkus daging saat dibagikan jangan menggunakan plastik kresek warna hitam, karena itu adalah plastik daur ulang. Sangat berbahaya untuk kualitas daging.
“Baiknya gunakan plastik bening dulu, daging dan jeroan terpisah. Kemudian bisa gunakan plastik kresek. Sekarang sudah banyak inoavasi, ada yang menggunakan besek atau daun pisang,”jelasnya.
Sementara itu, Ketua DKM Masjid Raya At Taqwa Kota Cirebon, Ustaz H Ahmad Yani el-Muchtary MAg menyampaikan, tahun ini jumlah kurban meningkat, terdapat 38 kambing dan 10 sapi. Seluruh hewan kurban mayoritas dari sejumlah SKPD di Kota Cirebon,
“Kita banyak dari dinas, karena ada imbauan untuk kurban di At Taqwa. Kalau tidak ada akan sedikit. Sekarang komplek, RT/RW, masjid dan musala mengadakan sendiri, sehingga berpengaruh di sini,” terangnya.
Untuk pembagian, kata Yani, sudah tidak menggunakan kupon lantaran kerap menimbulkan antrean yang berebut. Sehingga sekarang sesuai data usulan dari lembaga masyarakat/sosial atau lainnya.
“Ada permohonan mencapai 3.500 paket. Sedangkan dengan kekuatan 10 ekor sapi dan 38 ekor kambing hanya bisa 2.500 paket. Jadi tidak semua mendapat bagian. Nanti kami yang akan antarkan sesuai data,” katanya.