CIREBON – Tiga hari menjelang Idulfitri 1442 Hijriah, para perantau semakin nekat mudik ke kampung halaman. Ancaman penyekatan tak menyurutkan semangat mereka.
Ratusan kendaraan bermotor pemudik harus bersiasat saat menjumpai pos penyekatan dengan pemeriksaan. Salah satunya memilih “jalur tikus” agar bisa meneruskan perjalanan.
Seperti yang dialami Bayu. Perantau asal Brebes, Jawa Tengah itu terkena penyekatan petugas gabungan di bundaran Weru, Kabupaten Cirebon, Minggu (9/5) malam sekitar pukul 23.00 WIB.
Ia dan pemudik lainnya diarahkan untuk berputarbalik arah. Namun Bayu tak kehabisan siasat agar sampai ke kampung halamannya. Bersama para pemudik lain, dia menemukan “jalan tikus”.
Para pemudik yang putar balik arah dari bundaran Weru memutuskan untuk masuk ke jalan perkampungan. Tembusnya ke Jalan Fatahilah Plered-Sumber. Selanjutnya mereka akan melewati jalur Sumber menuju Kota Cirebon, tanpa melintasi jalur Pantura.
“Sudah dua kali kena penyekatan, di Bekasi dan Karawang. Kita putar arah, menunggu penyekatan selesai dan lanjut jalan. Tapi sekarang beda, saya tahu ada ‘jalur tikus’. Makanya lewat sini,” kata pemudik yang berangkat dari Jakarta itu.
Bayu sempat istirahat sejenak di ujung gang menuju “jalur tikus” untuk menunggu temannya. Ia menuju Brebes bersama lima orang temannya dengan 3 unit sepeda motor.
“Karena kita ingin lebaran di rumah, bukan di perantauan. Kangen juga sama keluarga,” katanya.
Penyekatan di bundaran Weru berlangsung sejak Minggu malam sekitar pukul 21.00 WIB. Hingga Senin dini hari pukul 00.30 WIB masih berlangsung.
Petugas mengarahkan kendaraan berplat nomor polisi luar Cirebon ke jalur kiri di halaman sebuah pusat perbelanjaan, untuk kemudian diminta putar arah. Sedangkan kendaraan berplat nopol Cirebon boleh lanjut. (red)