Siberasi.id – Polarisasi politik menjadi isu hangat jelang Pilpres 2024. Fenomena politik ini sempat menajam pada saat Pilpres 2019 lalu.
Kepala Kantor Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko mengatakan, polarisasi sebagai sebuah proses dan fenomena politik yang bisa saja terjadi. Ia bahkan menyebutkan, di Amerika sekalipun, polarisasi itu terjadi.
“Di Amerika pun terjadi polarisasi. Tetapi yang bisa kita manage adalah bagaimana polarisasi itu tidak menuju pada disintegrasi,” ungkap Moeldoko usai menghadiri tabligh akbar Majelis Kiai dan Santri Pembangunan Cirebon, di Taman Air Goa Sunyaragi Kota Cirebon, Rabu (9/11/2022).
Menurutnya, polarisasi politik pasti terjadi. Namun yang terpenting adalah mengelola polarisasi yang terjadi agar tidak berimbas pada perpecahan.
“Pasti lah ada polarisasi, tetapi polarisasi yang termanage. Bagaimana yang termanage itu? Intinya bagaimana polarisasi itu tidak menuju pada perpecahan,” tuturnya.
Jika sampai polarisasi politik tidak terkendali dengan baik, menurut Moeldoko, akan mengakibatkan kemunduran bagi pembangunan bangsa.
“Karena kita nanti akan kayak poco-poco begitu. Kita sudah membangun bagus, nanti distabilitas terjadi, mundur lagi dan seterusnya. Ini yang tidak kita inginkan,” katanya.
Meski demikian, Moeldoko mengaku, saat ini potensi polarisasi belum terlihat. Namun setidaknya Indonesia memiliki pengalaman fenomena tersebut pada Pemilu 2019 lalu.
“Belum ada terlihat. Cuma kita punya pengalaman ya. Pengalaman empirik pada pemilu yang lalu itu menjadi pembelajaran bagi kita semuanya,” kata Moeldoko.
“Bukan hanya bagi pemerintah, tapi bagi masyarakat semuanya, bahwa kondisi yang seperti itu tidak boleh berlanjut, karena nanti tidak nyaman,” imbuhnya.
Mantan Panglima TNI itu juga bicara soal konsep pembangunan. Menurut Moeldoko, pembangunan Indonesia bukan hanya membangun fisik, tetapi juga membangun manusia dan karakternya.
“Semuanya terintegrasi dengan baik. Dan melalui Majelis Kiai dan Santri Pembangunan ini, kita berharap dari beliau-beliau nanti akan mendistribusikan berbagai informasi yang benar tentang Indonesia,” tuturnya.
Ia berharap, Majelis Kiai dan Santri Pembangunan Cirebon bisa menjaga stabilitas kehidupan berbangsa dan bernegara dengan baik.
“Apalagi menjelang ke tahun politik, ibu/bapak semuanya yang terlibat itu supaya minimal bisa menjadi katalis. Jangan sampai terjadi polarisasi,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Moeldoko juga didapuk sebagai Pembina Majelis Kiai dan Santri Pembangunan Cirebon.
Di tempat yang sama, Ketua Dewan Pembina Majelis Kiai dan Santri Pembangunan Cirebon, KH Mustofa Aqiel Siradj juga mengatakan, suksesnya pembangunan dalam sebuah negara membutuhkan stabilitas keamanan.
Ia juga menyebutkan, penetapan Moeldoko sebagai dewan pembina lantaran memiliki kedekatan dan kepedulian terhadap kalangan ulama. (jri)