Siberasi.id – Keraton Kasepuhan merupakan salah satu destinasi wisata sejarah di Kota Cirebon. Memiliki museum dengan koleksi barang kuno atau pusaka bersejarah cukup lengkap, menjadikan Keraton Kasepuhan menjadi alternatif wisata edukasi sejarah.
Tidak sedikit pelajar dari sekolah di berbagai daerah di Indonesia datang untuk belajar sejarah dan kebudayaan Cirebon. Baik asal-usul keraton beserta benda pusaka kerajaan, kesenian hingga mencicipi kuliner Cirebon.
Merujuk banyaknya pelajar yang datang, Badan Pengelola Keraton Kasepuhan (BPKK) menghadirkan paket belajar bagi sekolah-sekolah, baik sekolah di Cirebon maupun luar Cirebon.
Direktur BPKK Cirebon, Ratu Alexandra menjelaskan, program paket belajar di Keraton Kasepuhan sejatinya sudah ada sejak Sultan Sepuh XIV Almarhum PRA Arief Natadiningrat. Pada masa itu, memang ramai namun sempat terhenti pada pandemi Covid-19.
“Dalam paket wisata belajar ini, isinya pengenalan edukasi sejarah yang ada di Keraton Kasepuhan. Kemudian ada seni budaya dan kuliner,” ujar Alexandra, Rabu (22/11/2023).
Alexandra juga mengakui, biasanya diawali dengan keliling keraton sampai ke museum. Kemudian peserta berkumpul di bangsal pagelaran untuk menyaksikan pertunjukan tari topeng atau sintren serta ada kuliner dan games.
“Isi paket kita fleksibel, tergantung kebutuhan sekolah. Misalnya ada tambahan untuk belajar membatik, melukis kaca atau bahkan belajar menari tradisional bisa disiapkan. Karena beberapa sekolah memiliki eskul yang beragam,” tuturnya.
Perihal games, kata Alexandra, biasanya seputar sejarah yang sudah dijelaskan oleh pemandu selama berkeliling. Pihak keraton tidak ingin peserta hanya keliling, sedangkan tugas sekolah mencari di google.
“Supaya tidak keliling saja dan tidak memperhatikan penjelasan pemandu, kemudian tugas sekolah terkait sejarah keraton cari di google. Kita tidak mau. Kita lakukan games agar mereka paham,” ucapnya.
Soal tarif paket wisata belajar, lanjut Alexandra, Badan Pengelola Keraton Kasepuhan memberikan harga Rp65 ribu per siswa dengan minimal 50 siswa. Tarif tersebut sudah mencakup tiket masuk, museum, pemandu, pertunjukan kesenian dan makan.
“Apabila ada permohonan tambahan bisa disiapkan. Pokoknya fleksibel tergantung kebutuhan sekolah. Seperti kemarin dari SMPN 3 Cileunyi Bandung. Mereka membawa 711 pelajar dan 40 guru yang mendampingi,” jelasnya.
Sebagai informasi, selain SMPN Cileunyi Bandung, pernah juga sekolah dari Bekasi, Tangerang, Jakarta, Pamulang dan daerah lainnya. Beberapa juga ada dari daerah di wilayah III Cirebon.