Siberasi.id – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Kebencanaan Geologi telah meriset gempa bumi di seluruh Indonesia dengan fokus untuk mencari sumber-sumber potensi terjadinya gempa bumi. BRIN menyebut Jawa Barat (Jabar) masuk dalam daerah rawan bencana geologi.
“Secara geologi Pulau Jawa Bagian Barat khususnya Provinsi Jawa Barat merupakan daerah rawan bencana geologi, salah satunya gempa bumi. BRIN terus melakukan penelitian terhadap patahan atau sesar-sesar yang berpotensi menjadi sumber gempa bumi di Jawa Barat termasuk Sesar Lembang,” tutur Peneliti Ahli Muda di Pusat Riset Kebencanaan Geologi Edi Hidayat saat menjadi narasumber dalam Forum Bandung Menjawab “Dampak Sesar Lembang Masih Jadi Ancaman” belum lama ini di Auditorium Rosada Balai Kota Bandung, seperti dikutip dari situs resmi BRIN, Sabtu (11/5/2024).
Ia menjelaskan BRIN telah meriset gempa bumi, tidak hanya di Jawa barat tetapi di seluruh Indonesia. Saat ini, kata Edi, datanya sudah relatif lengkap, walaupun masih perlu penelitian lanjutan untuk mencari patahan atau sesar aktif yang berpotensi menjadi sumber gempa di masa depan.
Sebagaimana diketahui, sesar lembang merupakan sesar aktif yang memotong batuan vulkanik berumumur muda (Kuarter) dan membentang dengan arah Barat – Timur melintasi Desa Cibodas, Maribaya, Lembang sampai derah Padalarang Kabupaten Bandung Barat. Meski demikian Edi juga mengingatkan adanya potensi dari sesar-sesar lainnya yang ditemukan di sekitar Bandung dan perlu penelitian lebih lanjut.
“Salah satu contoh sesar yang menjadi sumber gempa di Cianjur, sesar di Sumedang, sesar-sesar di Garut Selatan, dan sesar Baribis di Subang bagian utara. Sesar cianjur itu sebelumnya tidak terpetakan walaupun sejarah aktifitas kegempaannya ada tetapi sesar itu tidak nampak dipermukaan berbeda dengan sasar Lembang,” jelas Edi.
Lebih lanjut, Edi menjelaskan bahwa sesar – sesar lokal yang segmennya relatif pendek ini belum terpetakan dengan baik tetapi aktifitas kegempaannya harus diwaspadai meski di luar Bandung tetapi dampaknya akan tetap terasa. Bahkan di buku Pusgen belum muncul. Oleh sebab itulah, BRIN akan terus melakukan pencarian sesar yang data belum rinci.
“Tahun ini BRIN ditugaskan untuk memetakan sesar aktif atau berpotensi aktif di Jawa bersama dengan lembaga lain, seperti BMKG dan Perguruan Tinggi. Sedangkan untuk Sesar Lembang, penelitian tetap dilakukan untuk melengkapi data geologi maupun geofisika, dan yang terakhir BRIN telah bekerjasama dengan EOS Singapura telah memasang alat geodetik untuk mengukur seberapa besar sesar tersebut mengalami pergerakan,” tambah Edi.
Mengingat potensi gempa akibat Sesar Lembang itu selalu ada, maka kewaspadaan perlu ditingkatkan oleh masyarakat. “Masyarakat harus mencari informasi yang benar terkait sesar lembang dari sumber yang dapat dipercaya, lalu mulailah peduli dengan membangun infrastruktur yang tahan gempa atau mulai mempersiapkan peralatan sederhana, seperti tas yang diisi obat-obatan, senter, pluit dan makanan ringan sebagai langkah sederhana dalam tanggap bencana,” pungkas Edi.
Dalam forum tersebut turut menghadirkan Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Bandung, Virga Librian sebagai narasumber.