CIREBON – Situs Sultan Matangaji yang kini hancur, tidak hanya membuat Keraton Kasepuhan Cirebon geram, melainkan dari sejumlah pihak. Salah satunya adalah filolog Cirebon.
Perusakan tersebut, membuat Filolog Cirebon Rafan S Hasyim geram juga. Bahkan mengutuk keras oknum atau pihak yang merusak situs salah seorang pejuang Cirebon itu.
“Pangeran Matangaji itu pejuang yang gigih melawan ketidakadilan kolonial. Keterlaluan sekali dirusak,” katanya, saat dikonfirmasi pada Selasa (18/2).
Pria yang akrab disapa Opan tersebut menyayangkan, karena tidak ada pertanggungjawaban dari pihak yang merusak situs. Padahal, situs tersebut merupakan bagian dari jejak pejuang Cirebon.
Opan mengungkapkan, bahwa situs tersebut termasuk bagian dari bangunan Gua Sunyaragi. Karena pada masa Gua Sunyaragi masih aktif, menjadi satu di antara benteng perlawanan Cirebon melawan Belanda.
“Pangeran Matangaji termasuk tokoh yang gigih melawan dan selalu lolos dari kejaran Belanda,” kata dia.
Selain itu, Opan juga mengatakan bahwa Situs Sultan Matangaji merupakan pintu keluar dari Gua Sunyaragi. Karena saat itu, Gua Sunyaragi memiliki banyak pintu dan bisa keluar ke beberapa wilayah di Cirebon. Salah satunya di kampung Melangse Karyamulya, Kecamatan Kesambi Kota Cirebon atau di lokasi Situs Matangaji dihancurkan.
“Ada jalan rahasia di belakang tirainya. Dari Gua Sunyaragi menuju pintu keluar di Karyamulya ini terdapat terowongan atau jalan bawah tanah yang tentu saja saat ini sudah runtuh,” ungkap Opan.
Terowongan tersebut, salah satu jalan rahasia Sultan Matangaji saat melarikan diri dari kejaran tentara Belanda. “Sangat disayangkan keberadaan situs kini hancur oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Pihak terkait harus mengembalikan situs tersebut seperti sedia kala,” katanya. (Aming)