Siberasi.id – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,12 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada triwulan II 2025.
Pertumbuhan ini dicapai di tengah ketidakpastian global yang masih membayangi, dan didorong oleh konsumsi domestik, peningkatan investasi dan ekspor, serta peran aktif Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Pada website Kementerian Keuangan RI, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan, APBN terus dioptimalkan untuk menopang ekonomi nasional melalui fungsi alokasi, distribusi, dan stabilisasi.
“Kami akan terus mengoptimalkan peranan APBN untuk mendukung perekonomian,” ujar Menkeu dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (8/8/2025).
Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,97 persen, seiring terkendalinya inflasi di angka 2,18 persen. Libur sekolah dan hari besar keagamaan turut mendongkrak belanja masyarakat, ditambah kebijakan pemerintah seperti diskon tarif transportasi dan penurunan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) mencatat pertumbuhan 6,99 persen—tertinggi sejak triwulan II 2021. Investasi bangunan naik 4,89 persen, sedangkan investasi mesin melonjak 25,3 persen. Realisasi investasi langsung mencapai Rp477,7 triliun, dengan pertumbuhan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar 30,5 persen.
“Ini menggambarkan optimisme dan prospek positif dari pelaku usaha, yang didorong oleh berbagai kebijakan pemerintah dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif,” jelas Sri Mulyani.
Dari sisi eksternal, ekspor barang tumbuh 10,67 persen dan ekspor jasa meningkat 11,17 persen, didorong lonjakan kunjungan wisatawan mancanegara. Sementara itu, impor bahan baku dan barang modal tumbuh 12,17 persen, yang diharapkan memperkuat sektor manufaktur ke depan.
Pertumbuhan juga terlihat dari sisi produksi. Industri pengolahan tumbuh 5,68 persen, didorong hilirisasi dan permintaan domestik. Sub sektor industri logam dasar tumbuh 14,9 persen, makanan dan minuman naik 6,2 persen, industri kimia dan farmasi tumbuh 9,4 persen. Pertanian, kehutanan, dan perikanan mencatat pertumbuhan tinggi sebesar 13,82 persen.
Sektor lainnya juga menunjukkan tren positif, seperti perdagangan (5,37 persen), konstruksi (4,98 persen), transportasi dan pergudangan (8,52 persen), serta informasi dan komunikasi (7,92 persen).
Sri Mulyani optimistis momentum pertumbuhan ekonomi dapat terus dijaga pada semester II 2025, didukung berbagai program pemerintah seperti percepatan belanja, penyaluran stimulus, program makan bergizi gratis, pembangunan sekolah rakyat, penyediaan hunian layak, serta stabilisasi harga pangan.
“Dengan outlook IMF yang direvisi naik menjadi 3 persen untuk 2025, kami harap pertumbuhan Indonesia di kuartal III dan IV bisa terus terjaga, meski tantangan global masih cukup besar,” ucap Menkeu.
Peranan APBN, lanjutnya, akan terus menjadi instrumen utama untuk menghadapi gejolak ekonomi global, serta menjaga stabilitas dan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi nasional.