Siberasi.id – Walikota Cirebon, Effendi Edo merespons cepat keluhan dari pelaku industri pariwisata, salah satunya dari PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) Kota Cirebon, terkait anjloknya tingkat okupansi hotel dalam beberapa bulan terakhir.
Penurunan tingkat hunian kamar ini disinyalir akibat efisiensi anggaran pemerintah pusat dan daerah, menyusul terbitnya Inpres Nomor 1 Tahun 2025 tentang penghematan belanja APBN dan APBD.
Dalam acara Halal Bihalal Disbudpar di Taman Belajar Ciakalong (Tabalong), Kamis (17/4/2025), Effendi Edo menyampaikan komitmennya untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kota Udang.
“Kami akan menghadirkan event berskala nasional maupun internasional agar menarik lebih banyak wisatawan ke Kota Cirebon,” kata Edo.
Selain promosi destinasi, Edo juga menekankan pentingnya penataan kota yang bersih, nyaman, dan ramah wisatawan.
“Kita tidak bisa hanya andalkan promosi. Kota Cirebon harus ditata bersama, agar bisa jadi destinasi favorit,” lanjutnya.
Masih dalam kesempatan yang sama, kata Edo, Pemkot Cirebon dan para pemangku kepentingan sepakat untuk memperkuat sinergi lintas sektor demi mengangkat citra Cirebon sebagai kota tujuan wisata unggulan di Jawa Barat.
Ketua PHRI Kota Cirebon, Reza Imam Hakiki (Kiki), mengungkapkan bahwa tekanan terhadap sektor pariwisata makin terasa sejak awal tahun 2025.
“Efek efisiensi anggaran membuat banyak agenda MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) dibatalkan. Ini berdampak langsung ke okupansi hotel,” ujarnya.
Menurut Kiki, pemda harus lebih serius menggarap potensi wisata Cirebon agar pelaku usaha, terutama hotel, UMKM, dan kuliner bisa tetap bertahan di tengah kondisi sulit.
“Kalau tidak ada langkah konkret, kami khawatir akan ada PHK besar-besaran di sektor perhotelan dan restoran,” katanya.