Siberasi.id – Sebagai salah satu daerah tujuan di Jawa Barat, Kota Cirebon mencatatkan peningkatan kunjungan wisatawan dari berbagai daerah. Selain dari sisi positif perekonomian, terdapat sisi lain yang mengintai.
Sekretaris Komisi Penanggulangan HIV/Aids (KPA) Kota Cirebon, Sri Maryati mencatat, sepanjang 2024 terdapat 250 an kasus penularan HIV/Aids sejak Januari-Oktober.
“Saat ini, sepanjang 2024 lumayan banyak. Dilihat secara statistik memang ada kenaikan dari tahun sebelumnya,” ucapnya, usai kegiatan peringatan Hari Aids Sedunia, Rabu (4/12/2024), di Islamic Centre At Taqwa Kota Cirebon.
Jika dihitung sejak 2006, kata Sri Maryati, pengidap HIV/Aids di Kota Cirebon mencapai 3.357 orang, terdiri dari 2.425 kasus HIV dan 932 kasus Aids.
“Kalau warga Kota Cirebon tidak banyak, karena penanggulangan HIV/Aids tidak bisa di kotakan, semua orang yang datang dan berobat harus kita layani. Jumlahnya banyak dan itu tantangan bagi kita untuk menggali orang yang beresiko dan mau berobat,” ucapnya.
Masih kata Sri Maryati, mayoritas bagi yang terinfeksi karena hubungan seks. Jarum suntik sejak tahun 2009 sudah berkurang dan cenderung tidak ada.
Ia juga menilai, Kota Cirebon memiliki potensi kerawanan dalam penyebaran HIV/Aids, mengingat sebagai kota tujuan sehingga menarik perhatian orang datang dan melakukan banyak hal serta tidak terlepas dari interaksi dan seksual.
“Sebab itu, kami dari KPA Kota Cirebon terus berupaya memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat terkait HIV/Aids. Kita melibatkan banyak elemen masyarakat seperti komunitas dan LSM,” terangnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon, dr Siti Maria Listiawaty. Ia menjelaskan, paling banyak yang tertular adalah usia produktif antara 25-49 tahun.
“Untuk warga Kota Cirebon, kami mencatat 133 orang yang sudah masuk sebagai orang dengan HIV/Aids (ODHA),” terangnya, pada Selasa (3/12/2024).
Tren Penularan HIV/Aids di Kota Cirebon, kata Maria, didominasi karena hubungan seksual sesama jenis antara laki-laki dan laki-laki. Selebihnya tertular dari hubungan seksual dengan lawan jenis.
“Banyaknya dari Laki Sex Laki (LSL), kemudian Kontak seksual bergantian, terutama jika pasangan memiliki penyakit seksual, dapat meningkatkan risiko penularan HIV,” katanya.