Siberasi.id – Buku berjudul Teladan Bijak Kelola Susut dan Sisa Pangan resmi diluncurkan di Jakarta pada Selasa (22/10/2024). Buku ini menjadi pedoman penting dalam upaya pengelolaan pangan yang berkelanjutan, dengan fokus pada pengurangan susut dan sisa pangan di berbagai sektor, baik rumah tangga maupun industri.
Peluncuran buku ini juga menjadi ajang apresiasi bagi berbagai pemerintah daerah yang telah menunjukkan komitmen kuat dalam upaya penyelamatan pangan. Buku tersebut memberikan contoh konkret dalam mengelola konsumsi pangan secara efisien untuk mengurangi limbah makanan yang selama ini sering terjadi.
Menurut Direktur Pangan dan Pertanian Kementerian PPN/Bappenas, Jarot Indarto, pengurangan susut dan sisa pangan merupakan salah satu tujuan utama dalam kerangka Sustainable Development Goals (SDGs). Buku ini diharapkan bisa membantu masyarakat dan pelaku usaha memahami cara-cara efektif dalam mengurangi limbah makanan.
“Pengelolaan susut dan sisa pangan adalah bagian penting dari pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan. Buku ini menawarkan pendekatan praktis yang bisa diterapkan oleh berbagai pihak,” ungkap Jarot.
Berdasarkan data dari Bappenas, Indonesia menghasilkan susut dan sisa pangan sebesar 115-185 kilogram per orang per tahun selama periode 2000-2019. Angka ini sangat signifikan dan bisa mencukupi kebutuhan pangan hingga 47 persen penduduk Indonesia. Buku Teladan Bijak Kelola Susut dan Sisa Pangan memberikan solusi untuk menekan angka ini dan mempromosikan konsumsi yang lebih bijak.
Selain itu, Jarot juga menekankan pentingnya kolaborasi antarpemangku kepentingan dalam pengelolaan pangan. Buku ini diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi berbagai pihak untuk mengadopsi praktik terbaik dalam pengurangan susut dan sisa pangan, baik di tingkat individu, pemerintah, maupun industri.
Pj Walikota Cirebon, Drs Agus Mulyadi MSi menyampaikan, pentingnya aksi penyelamatan pangan sebagai salah satu prioritas pemerintah daerah.
“Aksi penyelamatan pangan, ketahanan pangan bagian dari prioritas, selain sisi produksi yang terus kita dorong. Dari sisi konsumsi, kita juga melakukan berbagai langkah untuk menyelamatkan pangan, dengan pengawasan dari dinas terkait yang terus memantau dan memberikan contoh pada kegiatan-kegiatan di pemerintah maupun masyarakat,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan, pemerintah daerah membentuk kader pangan di masyarakat dan sekolah. Sosialisasi yang dilakukan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, seperti TP PKK, untuk mengurangi limbah pangan secara sistematis.
“Kami berharap masyarakat dapat memiliki persepsi yang tepat tentang kebutuhan pangan, sehingga konsumsi dapat diukur dengan baik,” tambahnya.